Pujian Graeme Souness untuk Lamine Yamal: Jangan Ulangi Kesalahan Bellingham

Pujian Graeme Souness untuk Lamine Yamal: Jangan Ulangi Kesalahan Bellingham

Talenta Muda Barcelona Bikin Dunia Terkesima

Jakarta – Wonderkid Barcelona, Lamine Yamal, kembali mencuri perhatian usai performa luar biasa saat menghadapi Inter Milan dalam leg pertama semifinal Liga Champions. Pemain muda berusia 17 tahun tersebut tampil gemilang dengan mencetak satu gol penting dan menampilkan permainan yang dewasa di tengah tekanan besar.

Performa luar biasa Yamal langsung mendapat sorotan positif dari berbagai kalangan, termasuk eks pemain Liverpool sekaligus analis sepak bola ternama, Graeme Souness. Dalam kolomnya di Daily Mail, Souness mengaku terpukau dengan kemampuan teknis dan mentalitas sang pemain yang dianggap melampaui usianya.

Souness: “Kematangan Yamal di Luar Nalar!”

Menurut Souness, melihat pemain seusia Yamal tampil dengan kepercayaan diri dan ketajaman strategi layaknya pesepak bola berpengalaman adalah hal yang luar biasa. Bahkan, ia menyebut bahwa Yamal tampak jauh lebih matang dibanding bintang-bintang seperti Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi saat berusia sama.

“Sulit dipercaya bahwa pemain 17 tahun bisa bermain dengan ketenangan dan keputusan sebaik itu. Menurut Souness, hal terpenting bukan sekadar bakat, melainkan insting tajam dan etos kerja tinggi yang jarang terlihat pada pemain seusianya.

Peringatan Keras untuk Tidak Meniru Jude Bellingham

Namun, Souness juga menyelipkan peringatan dalam pujiannya tersebut. Souness memberi pesan penting kepada Yamal agar tak mengikuti jejak Jude Bellingham, gelandang muda Real Madrid yang belakangan dianggap mengalami kemunduran dalam performa di lapangan.

Ia menilai bahwa meski Bellingham memulai musimnya di Spanyol dengan sangat impresif, beberapa perilaku emosionalnya—khususnya ketika bereaksi terhadap keputusan wasit—menunjukkan tanda-tanda bahwa ia mulai kehilangan fokus.

“Bellingham adalah pemain top, tapi belakangan saya melihat gestur-gesturnya di lapangan menjadi tidak terkendali. Ini bukan soal kualitas, tapi soal kedewasaan dalam mengelola emosi,” ungkapnya.

Sikap Jadi Penentu Karier di Klub Besar

Souness mengingatkan bahwa bermain untuk klub sekelas Real Madrid atau Barcelona membutuhkan lebih dari sekadar bakat. Pemain muda perlu mendengar arahan dari senior, bersikap rendah hati, dan belajar dari kesalahan.

Ia berharap Lamine Yamal dapat mengambil pelajaran dari situasi tersebut dan terus mengembangkan kariernya dengan tetap menjaga sikap profesional dan fokus.

Bila Yamal mampu mempertahankan etika bermain dan terus mengasah kemampuannya, bukan tak mungkin ia akan menjelma menjadi salah satu bintang besar sepak bola dunia dalam waktu yang tak lama,” pungkas Souness.

El Clasico Makin Panas, Tekanan untuk Bellingham Meningkat

Situasi di La Liga pun semakin panas. Barcelona kini unggul empat poin dari Real Madrid dengan hanya tersisa beberapa pertandingan. Pertarungan El Clasico yang akan berlangsung pada Minggu, 11 Mei 2025, diprediksi menjadi titik krusial dalam menentukan siapa yang akan mengangkat trofi La Liga musim ini.

Dengan sorotan yang mengarah ke performa Yamal dan Bellingham, laga tersebut dijamin akan menyedot perhatian pecinta sepak bola dunia. Apakah bintang muda Barcelona akan terus bersinar, atau Bellingham mampu menjawab kritik dengan penampilan gemilang?

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*